top of page
Search

Kemah

  • Writer: takkasatmata
    takkasatmata
  • Nov 29, 2018
  • 1 min read

“Katanya sebentar lagi ada kemah loh” kata Haura kepada teman-temannya. “Masa sih, aku gak ikut kemah itu ah” kata Lina gemetar. “Kenapa?” kata Haura lagi. “Katanya setiap ada kemah di sekolah kita, pasti ada saja anak yang kesurupan” kata Lina. “Kan cuma kesurupan gak sampai mati juga. Kan ada pak Ahmad” Fanny menambahkan.

“Ngaco kamu ya kamu Fan, katanya sebelum kita masuk sekolah ini tuh ada yang kesurupan dan di bunuh sama temannya loh” kata Lina lagi. “Aku gak percaya” kata Fanny. “Iya aku juga gak percaya itu kejadian sebelum pak Ahmad jadi guru disini” kata Haura. “Kamu kok bisa tahu padahal kita kan belum sekolah disini waktu itu” Lina berkata.

“Ya ampun, kalian kan tahu dulu kakakku juga sekolah disini” kata Haura. “Iya aku tahu” kata Fanny dan Lina hampir bersamaan. “Ya sudah gak usah takut kan sekarang sudah ada pak Ahmad” kata Haura menghibur Lina. “Iya, iya, aku ikut” Lina sedikit cemberut. “Yey Lina ikut” kata Haura dan Fanny bersamaan.

loading...

Beberapa hari kemudian. Kemah pun di mulai murid-murid kelas 4, 5 dan 6 berkumpul di lapangan sekolah untuk melaksanakan apel. Kemah berlangsung secara normal, tidak terjadi apa-apa. Di saat hari terakhir, tepatnya saat malam hari, saat mencari kayu untuk di jadikan api unggun, regu melati, tepatnya Haura, Fanny, Lina melihat sebuah bayangan hitam yang sangat menyeramkan.

Malam berlalu, saat Haura membuka mata Fanny dan Lina menangis tersedu-sedu melihat mayat teman-teman mereka tergeletak, karena merasa takut mereka bersiap keluar sekolah, untuk menyelamatkan diri. Tamat.

 
 
 

Comentários


bottom of page