top of page
Search

Suster Perawat Misterius Rumah Sakit Hasan Sadikin

  • Writer: takkasatmata
    takkasatmata
  • Nov 28, 2018
  • 3 min read



Awalnya aku gak percaya kalau dengar cerita tentang suster perawat misterius rumah sakit Hasan Sadikin (RSHS) gitu.

Tapi saat dengar dan dialami langsung sama bibiku, aku jadi percaya. Kejadian ini terjadi di bulan Maret. Nah awalnya gini, bibi aku mengidap sakit kista yang sudah cukup parah sampai harus dioperasi karena perutnya sudah gede gitu kayak perempuan hamil 8 bulan. Bibi operasi di rumah sakit Hasan Sadikin. Seperti biasa, sebelum operasi pasti harus menjalani perawatan dulu beberapa hari.

Bibi masuk ke ruang rawat pagi-pagi diantarin sama teh (kakak perempuan) popi anaknya, di dampingi sama suster disana terus dikasih tahu peraturan dan arahan buat penunggu pasien dan lain-lain, diruangan itu ada 3 pasien termasuk bibiku. Waktu berjalan terus sampai akhirnya adzan ashar berkumandang, tiba-tiba datang suster cantik tapi gak pakai hijab masuk keruangan, mungkin pergantian shift kali ya.

Suster perawat itu nyamperin bibiku yang lagi istirahat dan teh popi yang lagi duduk sambil mainkan ponsel. Dia mengenalkan diri seperti suster biasanya, suster itu cantik mukanya kayak orang Medan, tapi sayang gak berhijab. Suster itu namanya Suster Melisa, habis mengenalkan diri dia langsung periksa tensi darah bibiku. Sebelum pergi, dia bilang ke bibiku “bu, kalau ada apa-apa panggil saya ya, suster Melisa” sambil menunjukan papan namanya.

Suster itupun pergi. Beberapa hari kedepan, sebelum bibi dioperasi. Suster itu selalu memeriksa bibi, dan saat mau perginya, dia pasti selalu bilang “bu kalau ada apa-apa panggil saya ya, suster Melisa” sambil nunjukan papan namanya. Dia selalu muncul saat sudah adzan ashar. Setiap dia datang keruangan pasti sambil gendong ransel. Herannya, sebanyak 3 pasien diruangan, dia cuma memeriksa bibiku, pasien yang lain cuma cuek saja kalau suster melisa masuk keruangan, setiap periksa pasti cuma tensi darah dan tensian darahnya selalu diangka 150 gak pernah naik atau turun.

Aneh, tengah malam juga suster melisa masih periksa tensian darah bibi, setiap 3 jam sekali dia memeriksanya, sampai jam 2 malam saja dia masih periksa. Kata teh popi, kalau teh popi mau ke air, dikursi jaga tuh gak ada siapa-siapa, nah saat teh popi keluar pasti sudah ada suster melisa dikursi jaga dan dia pasti lagi menulis gitu gak tahu menulis apaan. Teh popi sih *cuek saja gak ada rasa curiga, yang bikin suster melisa beda banget, dia sering mengintip di jendela sambil tanya ke teh popi “mamahnya gak apa-apa?”.

Kepalanya angguk-angguk sambil dimiringkan kalau bertanya. Dia kelihatan kalau sudah adzan magrib sampai sebelum adzan subuh. Nah hari H bibiku dioperasi, setelah selesai operasi. Suster Melisa gak pernah muncul lagi, gak pernah memeriksa lagi sampai akhirnya bibi merasa sudah agak sehat dan pingin pulang. Teh popi langsung ke ruang suster, terus penjaganya tanya “ada apa teh?” teh popi menjawab “ada suster Melisa?” nah suster-suster yang lainnya langsung dekatin.

Salah satu suster menjawab “disini gak ada yang namanya suster Melisa” teh popi disitu sudah ngerasa heran, kaget juga. Terus teh popi menjawab “ada sus, suster Melisa gak pakai hijab, pakai kacamata” suster itu menjawab lagi “semua suster disini pakai hijab” nah pas lagi ngobrol gitu, tiba-tiba datang suster sambil tanya “ada apa? Ada apa?” lalu teh popi menjelaskan semuanya.

Terus suster itu langsung bilang “sudah, sudah ayo sama saya saja” kayaknya sih itu suster senior yang sudah tahu cerita tentang suster Melisa itu. Dan setelah itu bibi dibolehkan pulang dari rumah sakit Hasan Sadikin. Bibi merasa bersyukur banget suster Melisa yang misterius itu nggak macam-macam sama bibi dan teh popi, meskipun merinding juga kalau diingat.

 
 
 

Comments


bottom of page